Minggu, 06 November 2022


Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan

All about hijab.
Konten dari Pengguna
20 September 2018 21:20
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Di awal masa kemerdekaannya, Indonesia harus mengalami masalah baru di berbagai bidang, dan pemerintah harus menyandarkan diri pada orang-orang yang berpengalaman, seperti Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Dr. Ong Eng Die, Ignatius Joseph Kasimo, Ki Hadjar Dewantara, dan lain-lain.

ADVERTISEMENT

Terlepas dari peran para ahli ternyata Indonesia dapat bertahan juga karena partisipasi para petani, dapat dibayangkan bahwa pada saat itu kas negara kosong dan pemasukan yang berjalan saat itu dari hasil pertanian.

Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan

Foto: llustrasi Indonesia Awal Kemerdekaan | www.flickr.com by Boobook48

Untuk pertama kalinya dalam kehidupan rakyat Indonesia kebanyakan, segala sesuatu yang serba paksaan dari bangsa asing hilang secara tiba-tiba.

Di pihak Belanda sendiri menganggap Revolusi Indonesia sebagai suatu zaman yang merupakan kelanjutan dari masa lampau, mereka bertujuan menghancurkan sebuah negara yang baru saja memproklamirkan kemerdekaan mulai dengan cara blokade ekonomi salah satunya.

Meskipun telah dibacakan proklamasi, banyak raja-raja luar Jawa yang telah didukung dan dijadikan kaya oleh Belanda sehingga tidak tertarik kepada Revolusi.

ADVERTISEMENT

Mereka tidak menyukai pimpinan di Jakarta sebagai wakil-wakil kekuatan Revolusi, meskipun tidak semua raja bersikap demikian, seperti Raja Bone di Sulawesi Selatan menyatakam dukungannya dan mengakui kekuasaan G.S.S.J. Ratulangi sebagai Gubernur Republik di sana.

Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan (1)

Foto: llustrasi Indonesia Awal Kemerdekaan | www.flickr.com by Raymond Ginting

Perubahan di masa awal kemerdekaan diantaranya meliputi perubahan di bidang pendidikan dengan berdirinya Universitas Gadjah Mada yang merupakan Sekolah Tinggi teknik di Bandung serta lembaga pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan di tahun 1946 adalah Perguruan Tinggi Kedokteran, Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan, Sekolah Tinggi Farmasi, dan Perguruan Tinggi Pertanian yang kesemuanya berada di Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.

Di bidang sosial dan budaya ditandai dengan lahirnya seniman dan sastrawan nasional, seperti penyair Chairil Anwar, penulis prosa Pramoedya Ananta Toer, yang sebagian tulisannya dikerjakan di penjara Belanda pada tahun 1947-1949, Wartawan Mochtar Lubis, dan lain-lain serta terbentuknya PWI dan PGRI sebagai upaya untuk melakukan perjuangan melalui organisasi.

ADVERTISEMENT

Kemudian dalam bidang ekonomi yang paling signifikan yakni dicetaknya Oeang Repoeblik Indonesia, uang adalah lambang utama suatu negara merdeka serta sebagai alat untuk memperkenalkan diri kepada khalayak umum.

Meskipun tengah menghadapi inflasi dan blokade ekonomi, Indonesia dapat bertahan dengan segala upayanya melalui para ahli di bidang ekonomi, satu hal yang menarik adalah ketika tengah mengatasi blokade ekonomi, Indonesia berhasil mengirimkan bantuan beras ke India, ini berkat dukungan dari para petani karena penghasilan pemerintah hanya bergantung kepada produksi pertanian. sehingga pemerintah RI bertahan sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk.

Sumber

Abdullah, Taufik dan A.B. Lapian, ed. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jilid 8 Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.

Lubis, Nina.H, dkk. 2003. Sejarah Tatar Sunda Jilid 2. Bandung: Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Universitas Padjadjaran.

ADVERTISEMENT

Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Ricklefs, M.C. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © media belajar - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -