PERAN PESANTREN DALAM DAKWAH ISLAM DI INDONESIA
1. Pondok pesantren termasuk lembaga pendidikan yang sudah sangat lama ada di Indonesia sehingga begitu mengakar dengan budaya bangsa. Pondok pesantren memiliki karakter keislaman dan keaslian Indonesia. Maksudnya, sebagai lembaga pendidikan yang identik dengan keislaman sekaligus orisinal (berasal dari Indonesia) dengan ciri khas memiliki padepokan atau asrama untuk tempat tinggal peserta didik.
2. Secara istilah, pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan di mana peserta didik tinggal di asrama selama 24 jam untuk melaksanakan proses belajar-mengajar baik pendalaman ilmu agama (tafaqquh fiddin) maupun keterampilan dan kecakapan hidup.
3. Pondok pesantren mempunyai komponen pokok sebagai berikut. Pertama, kiai (komponen sentral, yakni guru mengaji sekaligus pimpinan pondok). Kedua, santri (peserta didik). Ketiga, masjid/mushala (tempat ibadah dan pusat kegiatan di dalam pondok pesantren), Keempat, pondok/asrama (tempat tinggal para santri). Kelima, kitab kuning (materi pokok dalam kurikulum pendidikan pesantren). Keenam, metode pengajaran sorogan, bandongan, al-ijnul ijazah, halaqah, serta pola belajar di mana santri bisa mengetahui makna, kedudukan, dan fungsi masing-masing kalimat.
4. Data dari Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan ada 14.067 pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pondok pesantren secara kuantitatif mampu berkembang dan tetap menjadi kebutuhan bangsa Indonesia.
5. Beberapa pondok pesantren penting yang hingga kini masih berdiri di tanah air.
a. Pondok Pesantren Tegalsari, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur
Didirikan oleh Kiai Ageng Hasan Basari pada abad ke-18. Di antara santrinya yang terkenal adalah Pakubuwono II (penguasa Kerajaan Kartasura), Raden Ngabehi Ronggowarsito (pujangga Jawa), serta H.O.S. Cokroaminoto (tokoh pergerakan nasional).
b. Pesantren Al-Hamdaniyah
Didirikan oleh K.H. Hamdani pada tahun 1787. Lokasi pesantren terletak di Desa Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy'ari, pernah menjadi santri di pondok pesantren ini.
c. Pondok Pesantren Sidogiri Pesantren ini berdiri pada tahun 1718. Pendirinya adalah Sayyid Sulaiman yang masih merupakan keturunan Rasulullah Saw. Lokasi pondok didirikan di area bekas hutan setelah babat alas.
d. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar
Pesantren ini bermula dari sebuah langgar (mushala) kecil yang didirikan oleh Kiai Itsbat Bin Ishaq sekitar tahun 1787. Di area pondok terdapat sumber mata air (sumur) cukup besar yang tidak pernah surut.
e. Pondok Tremas
Pondok ini didirikan oleh K.H. Abdul Manan pada tahun 1830 di daerah Semanten, Pacitan. Saat itu, materi yang diajarkan adalah kitab-kitab yang masih dalam tingkatan dasar.
f. Pondok Pesantren al-Huda
Pesantren ini dirintis pada tahun 1801 oleh K.H. Abdurrahman di atas tanah seluas 3.650 m2 di Kebumen. Para kiai dan santri pondok ini turut berjuang melawan tentara Belanda pada masa kemerdekaan serta melawan agitasi PKI pada tahun 1960-an.
g. Pondok Pesantren Buntet
Pesantren ini didirikan oleh Mbah atau Kiai Muqoyyim. Beliau sempat menjadi Mufti Keraton Kanoman Cirebon, tetapi kemudian mengundurkan diri dan mendirikan Pesantren Buntet yang terletak sekitar 12 kilometer dari Kota Cirebon pada tahun 1750.
h. Pondok Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat
Lokasi pesantren ini berada di Desa Sayurmaincat, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Usia pesantren telah mencapai hampir satu abad. Pada masa kemerdekaan, pesantren ini dijadikan basis perlawanan sipil bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
i. Pondok Pesantren Darussalam Martapura
Pondok pesantren ini berlokasi di kawasan Pasayangan, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. Pesantren didirikan pada tahun 1914 oleh K.H. Jamaluddin. Sebagai pesantren tertua di Kalimantan dan telah melahirkan banyak ulama. Pesantren Darussalam dijadikan acuan bagi perkembangan pesantren lain.